Senin, 14 Oktober 2019

JENIS DATA DAN SKALA PENGUKURAN

MAKALAH BIOSTATISTIK DESKRIPTIF
JENIS DATA DAN SKALA PENGUKURAN




DOSEN: NIA MUSNIATI, SKM., MKM

DISUSUN OLEH:
OLETHA MAYDYANI (1905015074)
KELAS 1B



UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PROF. DR. HAMKA
FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN
KESEHATAN MASYARAKAT
2019/2020





DATA
1.    PENGERTIAN DATA
Secara umum, pengertian data adalah sekumpulan keterangan atau fakta mentah berupa simbol, angka, kata-kata, atau citra, yang didapatkan melalui proses pengamatan atau pencarian ke sumber-sumber tertentu.
Pendapat lain mengatakan, definisi data adalah kumpulan keterangan-keterangan atau deskripsi dasar dari suatu hal (objek atau kejadian) yang diperoleh dari hasil pengamatan (observasi) dan dapat diolah menjadi bentuk yang lebih kompleks, seperti; informasi, database, atau solusi untuk masalah tertentu.
Dengan kata lain, data merupakan hasil pengukuran atau pengamatan suatu variabel yang bentuknya dapat berupa simbol, warna, kata-kata, atau angka.
2.    PENGERTIAN DATA MENURUT PARAH AHLI
a)    Arikunto Suharsimi
Menurut Arikunto Suharsimi, pengertian data adalah semua fakta dan angka-angka yang dapat dijadikan bahan untuk menyusun sebuah informasi.
b)    Kuswadi dan E. Mutiara
Menurut Kuswadi dan E. Mutiara, pengertian data adalah sekumpulan keterangan yang diperoleh dari suatu pengamatan yang dapat berupa angka, lambang, atau sifat.
c)     Slamet Riyadi
Menurut Slamet Riyadi, pengertian data adalah kumpulan keterangan yang diperoleh dari pengamatan dimana data bisa berupa angka-angka atau lambang-lambang.

3.    Fungsi Data Secara Umum

Mengacu pada definisi data di atas, adapun fungsi data adalah sebagai berikut:
§  Data dapat berfungsi sebagai acuan dalam mengambil suatu keputusan dalam pemecahan masalah.
§  Data bisa dijadikan sebagai pedoman atau dasar suatu penelitian atau perencanaan.
§  Data dapat berfungsi sebagai acuan dalam implementasi suatu kegiatan.
§  Data berfungsi sebagai dasar untuk melakukan evaluasi terhadap suatu kegiatan.

4.    Jenis-Jenis Data

a.    Data Berdasarkan Cara Memperolehnya

·        Data Primer, yaitu data asli atau data baru yang dikumpulkan langsung oleh orang yang melakukan penelitian.
·        Data Sekunder, yaitu data tersedia yang dikumpulkan dari berbagai sumber yang sudah ada sebelumnya. Misalnya; dari perpustakaan, dokumen penelitian terdahulu, dan lain-lain.
b.    Jenis Data Berdasarkan Sumbernya
·        Data Internal, yaitu data yang didapatkan dari internal suatu organisasi yang menggambarkan keadaan organisasi tersebut. Misalnya; informasi jumlah pegawai, jumlah modal, jumlah produksi, dan sebagainya.
·        Data Eksternal, yaitu data yang diperoleh dari luar organisasi yang menggambarkan berbagai faktor yang dapat mempengaruhi kinerja organisasi tersebut. Misalnya; informasi tentang daya beli masyarakat, perubahan kebiasaan masyarakat, dan lain sebagainya.
c.     Jenis Data Berdasarkan Sifatnya
·        Data Kualitatif, yaitu suatu data yang dinyatakan dalam bentuk verbal, simbol, atau gambar. Misalnya; kuesioner mengenai tingkat kepuasan konsumen terhadap pelayanan suatu perusahaan.  Data kualitatif dibagi menjadi dua:
Ø  Nominal adalah Data yang paling rendah dalam level pengukuran data. Contoh : Jenis kelamin, tgl dan tempat lahir seseorang
Ø Ordinal > ada tingkatan data. Contoh : Sangat setuju, Setuju, kurang setuju, tidak setuju
·        Data Kuantitatif, yaitu suatu data yang dinyatakan dalam bentuk angka atau bilangan. Misalnya; harga saham, nilai pendapatan, dan lain-lain. Data kuantitatif dibagi menjadi dua:
·          Data Interval, Contoh: Interval temperatur ruang adalah sbb:
o   Cukup panas jika antara 50°C-80 °C
o   Panas jika antara 80 °C-110 °C
o   Sangat panas jika antara 110 °C-140 °C
·   Data Rasio à tingkat pengukuran paling ‘tinggi’ ; bersifat angka dalam arti sesungguhnya. Beda dengan interval mempunyai titik nol dalam arti sesungguhnya.
d.    Data Berdasarkan Waktu Pengumpulannya
·        Data Cross Section, yaitu data yang dikumpulkan hanya pada waktu-waktu tertentu saja untuk mengetahui keadaan pada waktu tersebut. Misalnya; data penelitian dengan kuesioner.
·        Data Berkala, yaitu data yang dikumpulkan secara berkala dari waktu ke waktu untuk mengetahui perkembangan suatu kejadian pada periode tertentu. Misalnya; data harga sembako.

Skala Pengukuran

1.      Pengertian Skala

Skala merupakan perbandingan antar kategori di mana masing-masing kategori diberi bobot nilai yang berbeda.


2.      Pengertian Skala Pengukuran

Skala Pengukuran adalah merupakan kesepakatan yang digunakan sebagai acuan untuk menentukan panjang pendeknya interval yang ada dalam alat ukur, sehingga alat ukur tersebut bila digunakan dalam pengukuran akan menghasilkan data kuantitatif. Skala merupakan suatu instrument atau mekanisme untuk membedakan individu terkait dengan variabel.

3.      Macam-Macam Skala Pengukuran

Di dalam ilmu statistik, skala pengukuran dibagi menjadi 4, yaitu sebagai berikut:
a.     Skala Nominal
Skala Nominal merupakan skala yang paling lemah/rendah di antara skala pengukuran yang ada. Skala nominal hanya bisa membedakan benda atau peristiwa yang satu dengan yang lainnya berdasarkan nama (predikat). Skala pengukuran nominal digunakan untuk mengklasifikasi obyek, individual atau kelompok dalam bentuk kategori sehingga akan mempermudah pengelompokan data menurut kategorinya. Contoh jenis kelamin diberi kode 1 untuk laki-laki dan kode 2 untuk perempuan. Angka ini hanya berfungsi sebagai label kategori, tanpa memiliki nilai instrinsik dan tidak memiliki arti apa pun.
b.    Skala Ordinal 
ini lebih tinggi daripada skala nominal, dan sering juga disebut dengan skala peringkat. Hal ini karena dalam skala ordinal, lambang-lambang bilangan hasil pengukuran selain menunjukkan pembedaan juga menunjukkan urutan tingkatannya, dari tingkat terendah ke tingkat tertinggi atau sebaliknya.
Contoh tingkat kepuasan seseorang terhadap produk. Bisa kita beri angka dengan 5=sangat puas, 4=puas, 3=kurang puas, 2=tidak puas dan 1=sangat tidak puas. Atau misalnya dalam suatu lomba, pemenangnya diberi peringkat 1,2,3 dstnya.
Ciri-ciri dari skala ordinal antara lain:
  • kategori data saling memisah.
  • kategori data ditentukan berdasarkan jumlah karakteristik khusus yang dimilikinya.
  • kategori data dapat disusun sesuai dengan besarnya karakteristik yang dimiliki.
c.     Skala Interval 
Mempunyai karakteristik seperti yang dimiliki oleh skala nominal dan ordinal dengan ditambah karakteristik lain, yaitu berupa adanya interval yang tetap. Bisa digunakan untuk menyatakan peringkat untuk antar tingkatan. Jarak atau interval antar tingkatan pun sudah jelas, hanya saja tidak memiliki nilai 0 (nol) mutlak.

Skala interval ini bisa dikatakan berada diatas skala ordinal dan nominal. Besar interval atau jarak satu data dengan data yang lainnya memiliki bobot nilai yang sama. Besar interval ini bisa saja di tambah atau dikurang.
           Contoh yang paling umum pada skala interval adalah suhu. Misalkan suatu ruangan memiliki suhu 0C, ini bukan berarti bahwa ruangan tersebut tidak ada suhunya. Angka 0C disini merupakan suhu, hal ini dikarena pada skala interval 0 (nol) bukanlah nilai yang mutlak.

Berikut ini adalah ciri-ciri dari skala interval:
·         Kategori data memiliki sifat saling memisah.
·         Kategori data memiliki aturan yang logis.
·         Kategori data ditentukan skalanya berdasarkan jumlah karaaktristik khusus yang dimilikinya.
·         Perbedaan karakteristik yang sama tergambar dalam perbedaan yang sama dalam jumlah yang dikenakan pada kategori.
·         Angka nol hanya menggambarkan satu titik dalam skala (tidak memiliki nilai nol absolut).
d.    Skala Rasio 
Adalah skala data dengan kualitas paling tinggi. Pada skala rasio, terdapat semua karakteristik skala nominal, ordinal dan skala interval ditambah dengan sifat adanya nilai nol yang bersifat mutlak. Nilai nol mutlak ini artinya adalah nilai dasar yang tidak bisa diubah meskipun menggunakan skala yang lain.
Skala rasio yang ditujukan pada hasil pengukuran yang bisa dibedakan, diurutkan, memiliki jarak tertentu, dan bisa dibandingkan. Pengukuran-pengukuran dalam skala rasio yang sering digunakan adalah pengukuran tinggi dan berat. Misalnya berat benda A adalah 30 kg, sedangkan benda B adalah 60 kg. Maka dapat dikatakan bahwa benda B dua kali lebih berat dibandingkan benda A.




DAFTAR PUSTAKA




Tidak ada komentar:

Posting Komentar